OJK : Sikapi Perkembangan Teknologi Digital, Industri Keuangan Perlu Kolaburasi Penta Helix

Globalsumatera.id – Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital (IAKD) Hasan Fawzi, mengingatkan pentingnya konsep Penta Helix Innovation Hub, dalam menyikapti kemajuan teknologi digital di berbagai sektor, termasuk industri keuangan. Penta Helix adalah kolaborasi yang melibatkan lima komponen penting, yakni, pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan media.
”Setiap elemen memiliki peran penting dalam menciptakan inovasi yang inklusif dan berkelanjutan. Kolaborasi lintas sektor ini akan memungkinkan terjadinya sinergi yang lebih baik dalam pengembangan teknologi keuangan,” ujar Hasan Fawzi, ketika memberikan sambutan pada acara Digital Financial Innovation (Digination) Day 2024, di Aula Kantor OJK Provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, Palembang, Jumat (11/10/2024) siang.
Acara Dignation Day 2024 ini mengusung tema “Digital Transformation 5.0, Peran Financial Technologi dan Blockchain dalam Mentransformasi Layanan Jasa Keuangan dan Meningkatkan Taraf Hidup Masyarakat”. Hadir dalam acara ini Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi, Kepala OJK Subagsel Arifin Susanto, serta beberapa pejabat terkait.
Selain itu, hadir juga Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Ricky Perdana, Pejabat OJK di lingkungan Kantor Pusat dan Kantor OJK di daerah Sumatera Selatan, Pimpinan Lembaga/Instansi Pemerintah di Sumatera Selatan dan Perwakilan Penyelenggaran Asosiasi di Industri Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto.
Lebih rinci Hasan menjelaskan dalam konsep Penta Helix ini, peran pemerintah adalah menyediakan regulasi yang mendukung inovasi. Peran akademisi adalah melakukan riset dan pengembangan teknologi. Sementara industri, yang menerapkan teknologi tersebut ke dalam layanan keuangan yang nyata. Kemudian peran masyarakat adalah sebagai pengguna layanan.
”Masyarakat juga harus ikut aktif berpartisipasi dalam pengembangan, dan media membantu menyebarluaskan informasi serta edukasinya,” kata Hasan.
Hasan juga menyampaikan bahwa perkembangan teknologi telah menghadirkan berbagai perubahan signifikan, terutama di bidang keuangan. Pada saat ini telah memasuki Digital Transformation 5.0, yang tidak hanya berfokus pada adopsi teknologi canggih tetapi juga menempatkan kecerdasan manusia dan nilai sosial sebagai pusat dari inovasi teknologi.
“Transformasi digital ini diharapkan mampu menjawab tantangan dalam meningkatkan inklusi keuangan dengan menghubungkan inovasi teknologi dengan kebutuhan nyata masyarakat dan membuka peluang ekonomi yang lebih luas bagi semua lapisan,” kata Hasan Fawzi.
Ia menambahkan dalam menjawab tantangan tersebut, OJK sendiri telah mengambil langkah proaktif dengan mengeluarkan berbagai kebijakan dan regulasi terkait dengan pengembangan dan penguatan industri IAKD di tengah pesatnya transformasi digital.
Di antaranya dengan menerbitkan POJK Nomor 3 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan dan menerbitkan Roadmap Pengembangan & Penguatan IAKD 2024- 2028. Roadmap ini bertujuan untuk meletakkan dasar atas rencana kerja strategis yang akan dilakukan oleh OJK dalam mengembangkan dan memperkuat sektor IAKD.
Menurut catatan OJK, lanjut Hasan, masifnya percepatan transformasi digital tidak terlepas dari perkembangan Financial Technology atau fintech yang selama ini menjadi jembatan bagi masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan keuangan konvensional.
Berdasarkan data dari AFTECH dan AFSI, jumlah fintech di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang progresif dan saat ini tercatat lebih dari 382 perusahaan fintech yang terdaftar sebagai anggota pada kedua asosiasi tersebut. Sedangkan nilai transaksi perdagangan digital pada tahun 2023 diperkirakan mencapai lebih dari Rp500 triliun.
Sementara itu, Kepala OJK Sumbagsel, Arifin Susanto, dalam sambutannya mengatakan OJK akan terus mendorong pengembangan dan penguatan industri Inovasi Keuangan Digital (IKD) untuk menciptakan ekosistem keuangan digital yang inklusif, berkelanjutan serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Dikatakan acara Digination Day 2024 merupakan wujud nyata dari upaya kolaboratif OJK dengan stakeholder untuk bersama-sama membangun Industri Jasa Keuangan yang lebih kuat dan siap menghadapi tantangan teknologi masa depan.
Arifin juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Sumsel yang saat ini sudah berhasil menerapkan 100% teknologi digital dalam melakukan pelayanan dan administrasi keuangan dalam setiap kegiatannya.
Sumsel Digination Day 2024 merupakan bagian dari pelaksanaan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) dan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) Tahun 2024. Rangkaian kegiatan berupa Exhibition and Career Day, Seminar ITSK, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto, Robotics Performance, Leader’s Inspiring Talk dan Youth Competition.
Perlindungan Konsumen dan Judi Online
Sementara itu Pj Gubernur Sumatera Selatan Elen Setiadi, dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi kepada OJK dan berharap OJK dapat terus berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah untuk mendukung program pembangunan khususnya dalam Bidang Keuangan.
Pj Gubernur juga berharap OJK terus melakukan pengawasan secara ketat terhadap pertumbuhan industri keuangan, baik perbankan maupun lembaga keuangan non bank. Pengawasan perlu terus ditingkatkan untuk melindungan konsumen dari berbagai tinda penipuan, termasuk usaha-usah pinjaman online yang illegal.
Selain itu, Elen Setiadi juga mengharapkan OJK ikut membantu pemerintah provinsi Sumsel dan aparat terkait dalam memberantas judi online, yang hingga kini menjadi fenomena tidak baik, bagi masyarakat, apalagi bagi kalangan ASN.
“Semoga kegiatan ini dapat mempererat rasa persatuan dan kerjasama antara kita untuk kemajuan di Sumatera Selatan dan semoga OJK ke depan akan selalu kreatif dan inovatif dalam mendukung program pembangunan khususnya dalam bidang digital financial,” kata Elen. (RS)